Cultuurstelsel muncul adalah sebagai akibat dari

Penyebab munculnya Cultuurstelsel adalah negara Belanda membutuhkan banyak uang untuk membiayai peperangan.

Pembahasan:

Cultuurstelsel (Tanam Paksa)

Sistem Cultuur Stelsel atau lebih dikenal dengan sistem tanam paksa adalah kebijakan yang diusulkan dan dijalankan oleh Van den Bosch pada masa penjajahan Belanda di tahun 1930. Van den Bosch adalah gubernur jenderal yang ditunjuk oleh pemerintahan Belanda yang ditugaskan untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor yang berupa rempah-rempah di Indonesia.

Atas inisiatif Van den Bosch, pelaksanaan sistem tanam paksa ini disebabkan oleh pemerintah Belanda membutuhkan banyak uang untuk membiayai peperangan. Belanda berperang tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga di Eropa. Di Indonesia, Belanda berperang dengan para pahlawan yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Perang tersebut antara lain perang Diponegoro (1825-1830) dan Perang Paderi (1803-1838). Sedangkan di Eropa, Belanda berperang melawan Belgia (1830-1839). Akibat banyaknya peperangan, Belanda menghabiskan banyak uang, sehingga membuat kas Belanda kosong. Belanda juga memiliki hutang yang cukup berat. Sedangkan dari segi pendapatan yang berasal penjualan kopi tidak mencukupi untuk membayar semuanya.

Aturan Sistem Tanam Paksa

Aturan -aturan pokok tanam paksa adalah:

1. Seperlima tanah penduduk wajib ditanami tanaman yang laku dalam perdagangan internasional/Eropa.
2. Tanah yang ditanami bebas pajak.
3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi.
4. Hasil tanaman perdagangan diserahkan kepada pemerintah dan jika harga yang ditaksir melebihi pajak, kelebihan itu milik rakyat dan diberikan cultuur procenten (hadiah menyerah lebih).
5. Kegagalan tanaman/panen menjadi tanggung jawab pemerintah.

Penderitaan Rakyat Indonesia dan Penghapusan Sistem Tanam Paksa

Sistem tanam paksa membuat rakyat Indonesia menderita karena mereka harus bekerja lebih keras di musim tanam. Selain itu, pemerintah Belanda di Indonesia juga memaksa rakyat untuk kerja rodi (kerja tanpa dibayar) untuk membangun jalan raya, waduk, dan jembatan. Ditambah lagi, pajak yang begitu besar membebani rakyat membuat penghasilan mereka habis untuk hal tersebut. Akibatnya, rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga terjadi kelaparan di beberapa daerah seperti di Cirebon, Demak, dan Grobogan. Atas penderitaan yang terjadi pada rakyat Indonesia, kaum Humanis Belanda tergerak untuk menghapuskan sistem tanam paksa. Beberapa tokoh Belanda yang mendukung dihapuskan sistem tanam paksa adalah:

1. Edward Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli menuliskan Max Havelaar sebagai bentuk protes atas sistem tanam paksa.
2. Baron van Hoevel adalah seorang pendeta di Batavia yang berjuang untuk menghapuskan sistem tanam paksa, hingga akhirnya mendapatkan bantuan dari Menteri Keuangan Torbecke.
3. Fransen van de Pute adalah seorang anggota Majelis Rendah Belanda.
4. Van de Venter adalah seorang penulis artikel berjudul Een Eereschuld (Utang Budi) yang dimuat dalam majalah De Gids.

Selain para tokoh Belanda tersebut, perlawanan atas sistem tanam paksa juga dilakukan di wilayah Nusantara, antara lain perlawanan di Pariaman, Sumatra Barat (1841), di Padang (1844), dan di Jawa (1846) dengan membakar kebun tembakau milik Belanda.

Sistem tanam paksa mulai dihapuskan dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan. Namun, pada tahun 1917 sistem tanam paksa benar-benar dilaksanakan dengan dihapuskannya kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado. Tapanuli dan Sumatera Barat.

Pelajari lainnya:

Mengenai penyimpangan tanam paksa

Mengenai tokoh penjajah Belanda di Indonesia

Mengenai 2 pajak dari VOC

__________

Detail Jawaban

Kelas: 11

Mapel: Sejarah

Materi: Bab 1 – Bangsa Eropa di Indonesia

Kode kategorisasi: 11.3.1

Kata Kunci: cultuur stelsel, tanam paksa, multatuli, sebab, akibat

#TingkatkanPrestasimu

– Salam Literasi –