bagaimana pendapatmu tentang taktik gelar supit urang
Pendapat saya menurut taktik gelar supit urang yaitu ialah taktik ini merupakan taktik yang sangat tepat dalam melakukan sebuah perlawanan kepada NICA dan Inggris dikarenakan taktik pengepungan yang dilakukan tersebut telah terjadi secara rangkap yaitu ialah secara dua sisi sehingga para musuh akan benar benar terkurung.
Pembahasan
Taktik gelar supit urang yaitu ialah sebuah taktik yang telah dilakukan dengan menggunakan gerakan pendobrakan dari para pasukan pemukul yang dilakukan dari arah barat serta selatan menuju ke arah timur dan juga semarang. Taktik gelar supit urang ini sendiri telah dinilai sebagai sebuah taktik yang cerdik dan juga tepat karena menggunakan kekuatan serentak dari berbagai sektor.
Taktik gelar supit urang atau strategi supit urang ini sendiri ialah sebuah taktik baru yang terjadi dipertempuran saat itu. Pertempuran yang terjadi tersebut ialah sebuah peristiwa perlawanan dari para rakyat Indonesia kepada para tentara Sekutu di Ambarawa.
Pertempuran tersebut telah diperingati setiap tahunnya pada tanggal 15 Desember yaitu sebagai sebuah Hari Juang Kartika untuk mengenang pertempuran sengit yang terjadi oleh para pasukan infanteri yaitu Tentara Keamanan Rakyat atau TKR dan juga bersama laskar rakyat untuk menyerang pasukan sekutu. Pertempuran ini telah disebut sebagai Palagan Ambarawa.
Palagan Ambarawa yaitu ialah suatu peristiwa perlawanan rakyat kepada para pasukan sekutu yang terjadi pada Ambarawa, di sebelah selatan Semarang, provinsi Jawa Tengah. Peristiwa ini sendiri telah terjadi sejak 12 sampai 15 Desember 1945. Pertempuran ini telah dilatar-belakangi oleh NICA yang juga membawa para tentara Sekutu agar dapat kembali memasuki wilayah Indonesia.
Tentara Keamanan Rakyat atau TKR sebagai sebuah alat pertahanan negara tidak tinggal diam terhadap peristiwa tersebut dan juga ikut bertempur melawan Belanda pada hampir seluruh daerah di Indonesia. Salah satu pertempuran besar yang terjadi pada saat itu di Ambarawa telah berlangsung secara terus menerus selama empat hari dan berakhir pada tanggal 15 Desember 1945. Maka dari itu, tanggal 15 Desember tersebut digunakan sebagai sebuah hari peringatan Juang Kartika untuk menghormati para anggota TKR yang telah gugur.